Berawal dari kecintaan terhadap keroncong, band Kos Atos eksis di dunia musik indie Kota Malang dengan satu misi. Yakni, menjaga eksistensi musik keroncong di benak anak-anak muda Kota Malang. Sebagai band beranggotakan 8 orang personel, Kos Atos yang merupakan kumpulan mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM), didorong oleh dosen musik, dan baru saja menelurkan album indie, berjudul Luta.
“Ku tulis sebuah cerita, tentang dunia yang tersisa. Terimakasih ayah dan ibu, Aku sudah besar. Begitu banyak pengorbananmu kepada diriku. Kasih sayangmu pada diriku. Sungguh tak terkira. Setiap sentuhan yang engkau berikan penuh dengan cinta.” Begitulah, petikan lagu berjudul Ingatku, yang merupakan salah satu lagu dari 8 tembang Kos Atos di album pertamanya.
Dengan penuh penghayatan, Mukti Irianto, sang vokalis, menyanyikan lagu ini di hadapan para penonton ketika manggung di salah satu kafe Malang. Lagu-lagu lain, seperti Salam Untuk Desa, Maka ML, Keroncong Dansa, Luta (berjuang), Cerita, Segala Rasa dan Hari Ini, melengkapi album pertama mereka yang dicetak sekitar 1000 keping.
Iringan musik cak dan cuk yang khas, memperkuat aroma keroncong dari lagu-lagu Kos Atos. Vigil Kristologus, pemain Kahon, menyebut bahwa band ini dibentuk mulai Februari 2014. Awalnya, genre Kos Atos sangat variatif, mulai dari blues, rock hingga pop. Namun, ciri khas keroncong sudah mengalir dalam permainan musik mereka.
Selain cak dan cuk, ada pula kahon, biola, gitar dan bass, yang membuat Kos Atos bisa tampil layaknya pemain pertunjukan keroncong. “Konsep utama adalah musik keroncong. Alat musiknya pun ciri khas keroncong. Namun, ini semua diolah lagi agar musik kami bisa diterima semua kalangan.” Ujar Vigil.
Karena telah menemukan jiwa dari band ini, akhirnya Kos Atos fokus untuk menggarap musik keroncong kontemporer. Karena, mereka tidak sekadar memainkan musik keroncong seperti pada umumnya. Gaya dan jiwa anak muda pun diselipkan dalam ciri khas musik mereka untuk meracuni kawan-kawannya agar tahu bahwa ada genre musik keroncong.
Selasa, 13 September lalu, Kos Atos menelurkan cd indie yang dicetak seribu copy untuk disebarkan di seluruh Malang Raya. Proses peneluran album sendiri memakan waktu sekitar 6 bulan. Mulai dari proses menulis lagu hingga recording. Vigil menjamin bahwa seluruh lagu mereka merupakan karya orisinil.
“Tiap lagu punya makna, karena ini semua pengalaman hidup para personel. Album ini adalah perjuangan. Kami ini anak rantau, pendatang di Kota Malang, meninggalkan desa untuk menuntut ilmu dan berkarya. Kami berterimakasih pada orangtua, yang sudah besarkan kami,” tuturnya.
Para personel Kos Atus, adalah Mukti Irianto (vokalis), Fajar Sandy (Gitaris), Risandy Eka Nugraha (Bassis), Rizky Ramadhan Attaqwa (Biola), Krisna Satria (Cuk), Eka Catra (Cak), dan Vigil Kristologus (Kahon). Mereka sama-sama menempuh pendidikan di UM, dengan jurusan prodi seni dan tari, jurusan seni dan design, fakultas sastra UM.
Fajar Sandy, Gitaris Kos Atos, menyebut ada peran dosen musik yang membantu Kos Atos untuk tetap bersemangat dalam berkarya. “Beliau punya peran dalam mendukung kami, sebab beliau juga yang seringkali menawari kami untuk manggung di banyak acara. Beliau juga support, agar kami tetap berlatih, menemukan ide, dan akhirnya berkarya di album pertama,” tutup Fajar.(fino yudistira)
Sumber : Malang Post
Sumber : Malang Post
Posting Komentar